Tidur di ''Dasar Laut'', Rp 225 Juta Semalam
Menikmati suasana bawah laut dengan mewah, melihat lumba-lumba dari Laut Pasifik Selatan, dan berenang di sekitar tempat tidur Anda? Itu bukan lagi mimpi. Sebab, Hotel Atlantis di Dubai yang baru beroperasi hari ini menawarkan sensasi tersebut.
Tarifnya memang cukup fantastis di tengah krisis finansial global saat ini, yaitu GBP 13 ribu (sekitar Rp 225 juta) semalam atau Rp 9,3 juta per jam. Jika dihitung per menit, tarifnya Rp 156 ribu, hampir separo nilai bantuan langsung tunai (BLT) di Indonesia.
Segmen pasarnya jelas bukan orang kaya biasa, melainkan orang ultrakaya. Seperti dilansir Daily Mail, dengan tarif Rp 225 juta per malam, tamu hotel mendapatkan tiga tempat tidur, tiga kamar mandi mewah dengan shower laksana air terjun, lengkap beserta satu set meja kursi makan berlapis emas 18 karat. Cocok untuk satu keluarga.
Pemilik hotel sangat optimistis bisa mendapatkan tingkat okupansi tinggi di antara 1.539 kamar yang ditawarkan. Meskipun, saat ini kondisi perekonomian global mengalami ketidakpastian dan menggerogoti perekonomian kalangan kaya. Mereka fokus pada turis kaya dari Eropa, Rusia, Asia, dan Timur Tengah.
"Orang-orang tetap akan mengambil paket liburan keluarga," ujar Alan Leibman, president and managing director Kerzner International, operator hotel yang bekerja sama dengan developer Dubai Nakheel untuk pengelolaan resort tersebut. "Dubai masih memiliki nilai tambah bila transaksi dilakukan dengan poundsterling atau euro," tambahnya.
Hotel yang menelan biaya Rp 13,8 triliun itu dibangun di atas pulau buatan di Pantai Dubai. Pembangunannya seakan melengkapi berbagai proyek kemewahan, seperti indoor sky slope, tempat ski salju indoor terbesar di dunia. Juga, menara tertinggi di dunia, Burj, Dubai, yang hingga kini masih dibangun, dan proyek terkecil di antara ketiganya, yaitu pulau buatan pemerintah Dubai yang disebut Palm Jumeirah.
"Anda tidak akan membangun proyek senilai USD 1,5 miliar di tempat sembarangan," terangnya.
Bagi kalangan superkaya, duit yang "dibuang" mungkin sepadan dengan kemewahan duniawi yang didapat. Mereka bisa relaksasi dengan menikmati pemandangan laut yang dihadirkan di dalam hotel. Apalagi, koleksi ikan di akuarium raksasa lebih dari 65 ribu ekor. Selain itu, terdapat akuarium lumba-lumba. Lebih dari dua lusin lumba-lumba hidung botol hidup di sana.
Pembangunan hotel tersebut tidak berjalan mulus. Berbagai elemen yang mengatasnamakan lingkungan mengkritisi bermacam fitur dalam hotel tersebut. Mereka mengatakan, pembangunan hotel tersebut merusak batu karang dan aliran air laut, seperti penambahan air dan konsumsi listrik.(erm/ami)
Sumber: Jawa Pos
Tarifnya memang cukup fantastis di tengah krisis finansial global saat ini, yaitu GBP 13 ribu (sekitar Rp 225 juta) semalam atau Rp 9,3 juta per jam. Jika dihitung per menit, tarifnya Rp 156 ribu, hampir separo nilai bantuan langsung tunai (BLT) di Indonesia.
Segmen pasarnya jelas bukan orang kaya biasa, melainkan orang ultrakaya. Seperti dilansir Daily Mail, dengan tarif Rp 225 juta per malam, tamu hotel mendapatkan tiga tempat tidur, tiga kamar mandi mewah dengan shower laksana air terjun, lengkap beserta satu set meja kursi makan berlapis emas 18 karat. Cocok untuk satu keluarga.
Pemilik hotel sangat optimistis bisa mendapatkan tingkat okupansi tinggi di antara 1.539 kamar yang ditawarkan. Meskipun, saat ini kondisi perekonomian global mengalami ketidakpastian dan menggerogoti perekonomian kalangan kaya. Mereka fokus pada turis kaya dari Eropa, Rusia, Asia, dan Timur Tengah.
"Orang-orang tetap akan mengambil paket liburan keluarga," ujar Alan Leibman, president and managing director Kerzner International, operator hotel yang bekerja sama dengan developer Dubai Nakheel untuk pengelolaan resort tersebut. "Dubai masih memiliki nilai tambah bila transaksi dilakukan dengan poundsterling atau euro," tambahnya.
Hotel yang menelan biaya Rp 13,8 triliun itu dibangun di atas pulau buatan di Pantai Dubai. Pembangunannya seakan melengkapi berbagai proyek kemewahan, seperti indoor sky slope, tempat ski salju indoor terbesar di dunia. Juga, menara tertinggi di dunia, Burj, Dubai, yang hingga kini masih dibangun, dan proyek terkecil di antara ketiganya, yaitu pulau buatan pemerintah Dubai yang disebut Palm Jumeirah.
"Anda tidak akan membangun proyek senilai USD 1,5 miliar di tempat sembarangan," terangnya.
Bagi kalangan superkaya, duit yang "dibuang" mungkin sepadan dengan kemewahan duniawi yang didapat. Mereka bisa relaksasi dengan menikmati pemandangan laut yang dihadirkan di dalam hotel. Apalagi, koleksi ikan di akuarium raksasa lebih dari 65 ribu ekor. Selain itu, terdapat akuarium lumba-lumba. Lebih dari dua lusin lumba-lumba hidung botol hidup di sana.
Pembangunan hotel tersebut tidak berjalan mulus. Berbagai elemen yang mengatasnamakan lingkungan mengkritisi bermacam fitur dalam hotel tersebut. Mereka mengatakan, pembangunan hotel tersebut merusak batu karang dan aliran air laut, seperti penambahan air dan konsumsi listrik.(erm/ami)
Sumber: Jawa Pos
16 comments:
Mau dong tidur di dasar laut....
Jangan Lupa PR nya di kerjakan...yach...
ih ogah... secara aku phobia air... hihihi
berasa tenggelam aja ntar...
225 jut semalam??? waduhhh ... kasikan aku aja dech duitnya ....
weleh.... mahal amir?
Berita di JP kemaren memang gila, masak tidur dikamar yang harganya permenit lebih mahal dari BLT di Indonesia.
Apalagi hotel ini mengubah arus laut dan merusak terumbu karang, yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut disekitar Dubai.
Dasar orang kaya, membangun bangunan tidak melihat efek lingkungan dan ekonominya.
Gak gue banget.
Mahal na tak tahan euy...
mending buat beli apa gt yang lebih guna... huhuhu...
Jbu
@googleholic - beres,bro. Kamu sebangsa ikan ta? Kalo aku sebangsa dan setanah air hihihi
@nina - Phobia air? Kalo mandi gak pake air dong :-)
@kojek - Apa kabar,bro? iya nih. Bagi berdua sama aku juga. Kita beli krupuk ya :-D
@yoppi - mendingan beli rumah ya..
@rudi b.prakoso - betul,mas. Manusia emang gitu. Pasti diprotes pecinta lingkungan tuh. Termasuk perusakan alam bawah laut. Ini juda dari Jawa Pos kok.
@caca - Beliin cemilan aja ya? :-p
Loh..loh..aq kan kmaren adri sini sama yang punya blog ini...emang enak koq didalam hotelnya itu....aq ajah sampe ngiler2......lha setelah bangun koq aq tetep disurabaya toh...oh ternyata cuma mimpi......
gila mendingin uang di zakatin.he.....he....he....he
225 jt. berapa tahun tuh nabung biar nginep disana. aja-aja ada neh.
wuik larange rek...
halahhh... 225jeti?? itu duit semua?? ud bisa dapet satu rumah tuh... wkwkwkwk...
@anna - Anna pake serbet biar bantalnya nggak berpulau ya :-)
@david - mendingan buat beli krupuk hahaha
@manusia biasa - udah nabung trus bukan buat nginep,mas. Buat beli rumah baru hehe
@panda - pancen luarang puooll :-p
@caroline sutrisno - bukan uang semua,lin. Kayaknya campur kemenyan hahaha.. iya bisa jadi rumah kalo di Indonesia :-)
Bussseeettt 225 juta....yg mau nginep emang bener2 orang kelebihan duit...
Post a Comment